Monday, December 31, 2012

Objek lain


Ada yang terlalu baik di luar sana untuk saya. Kali ini, sekali ini saja, izinkan saya menjadikan ia sebuah objek pada cerita saya. entah harus memulai dari mana.  Saya hampir tidak percaya masih ada laki-laki baik diluar sana. Sampai saat ini, masih sedikit tidak percaya. Saya tau, ia sangat mengistimewakan perempuan, perempuan mana pun. Saya melihat itu.
Akhir tahun ini, saya merasa bersalah dengannya. Entahlah, ia seperti tak pernah egois. Ah saya bingung. Kami memang hanya ‘berteman’. Entah pertemanan macam apa yang kami jalin. Ia terlalu baik sungguh sampai saya merasa bersalah atas semuanya, atas pertemanan macam yang kami jalin. Kami tidak perlu ucapan selamat malam atau pagi. Tidak. Kami hanya perlu berdoa bersama, kebiasaan itu jauh lebih baik dari ucapan selamat malam atau pagi.
Saya nggak bisa bercerita terlalu banyak. Kalau objeknya tahu, nanti bisa gawat. Ada juga teman saya yang tidak pernah egois. Yang seperti itu yang sulit diceritakan.

Semoga Allah selalu melindungi mereka. 

Tuesday, December 11, 2012

cari-cari amanah

Cari kerja itu susah ya, cari pengalaman juga susah. Saya baru menghabiskan satu jatah gagal. Terkait pengajuan saya untuk mengajar di salah satu bimbel di daerah Bogor. Saya sedang mendaftar lagi, apapun hasilnya. Tujuan utama saya bukan materi, nggak munafik sih kita juga butuh itu. Keadaan yang jauh dari orang tua, hal tersebut merupakan sebuah panggilan tersendiri. Entah itu materi atau pengalaman, intinya adalah amanah. Senior saya bilang, ternyata, kita yang mencari amanah. Bukan amanah yang mencari kita.Kita juga yang butuh amanah, bukan amanah yang membutuhkan kita. Toh, bimbel yang saya daftari juga tetep ada, tetep berjalan, meskipun saya nggak ngajar disana.
Sekarang-sekarang ini, tanpa disadari, saya sedang mencari-cari amanah. Bukan mencari jodoh lagiii. Lupakan ya soal jodoh, kapan-kapan akan saya bahas :D
Ya, saya mencari-cari amanah. Daftar BEM, beasiswa, ngajar, itu semua amanah. Saya nggak tau harus berapa jatah gagal lagi yang harus dihabiskan. Kemenangan yang sesungguhnya adalah saat kita bangkit setelah jatuh.

Tetep semangat berusaha buat kalian yang sedang mengejar apa pun itu ;)

Friday, December 7, 2012

Selamat gagal


Selamat senja, pembaca. Dimana pun kalian berada, nikmati senja kalian J

Saya bersyukur, senja kali ini masih bisa menulis. Saya ingin bercerita tentang kegagalan. Hari ini, saya benar-benar merasa gagal. Gagal dalam banyak hal. Saya merasa gagal di akademik. Saya merasa gagal menjadi seorang teman. Saya merasa gagal atas apa yang sudah saya inginkan. Saya merasa gagal dalam menulis. Saya merasa gagal menjadi pendengar yang baik. Saya gagal menjadi hamba yang taat.

Pernah ada yang bilang, ketika kita gagal, itu artinya kita telah melangkah dua kali lebih maju. Saya sedang mencoba menerima kegagalan. Saya nggak tau, apakah saya telah melangkah lebih maju. Saya nggak tau apa yang harus saya lakukan. Sampai-sampai, saya melewati malam saya begitu saja. Atau memang, semalam adalah hak atas badan, pikiran, dan hati saya. Setelah mereka semua melaksanakan kewajibannya.
Saya hanya bisa menarik napas panjang. Menangis terlalu cengeng. Saya memang merasa gagal. Tapi saya yakin, akan tiba saatnya atas apa yang saya inginkan tercapai. Saya hanya harus banyak belajar.
Satu kalimat yang selalu menjadi motivasi bagi saya: Tidak ada kata gagal sebelum kau benar-benar memutuskan untuk berhenti mencoba.

Jawaban atas perasaan gagal saya karena saya berhenti mencoba. Detik ini juga, saya mencoba lagi. 

Then, time will tell...


Saturday, November 24, 2012

Semangat beraksi!


Kalau ditanya apa aksi saya untuk berkontribusi dalam memajukan Indonesia, saya belum melakukan hal yang besar. Tetapi, untuk memulai sesuatu yang besar, harus dimulai dari sesuatu yang kecil. Generasi muda lain yang lain mungkin sudah banyak yang berkontribusi untuk memajukan Indonesia. Saya ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan. Saya ingin mengajar anak-anak.
Keinginan ini mucul ketika saya bermain dengan anak-anak di kantin fakultas saya. Beberapa penjual dikantin fakultas acapkali membawa anak-anaknya. Ada empat anak kecil yang sering datang; Keke, Nadia, Yuda, Novan. Umur mereka sekitar 3-5 tahun. Hampir setiap jam makan siang, saya datang ke kantin untuk bermain bersama mereka. Rasanya senang sekali bisa berada diantara mereka. Kami bermain pensil dan kertas. Mereka dapat menggambar atau menulis apa pun yang mereka inginkan. Beberapa kali, saya mencoba mengajarkan menulis abjad kepada mereka. Kami juga sering bernyanyi bersama. Saya tidak ingin lagu anak-anak benar-benar hilang diantara mereka. Untungnya, mereka masih mengenal lagu “Balon ku” dan “Kereta Api”. Rasanya senang sekali setiap mengajarkan atau menanamkan hal-hal baik kepada mereka.
Mereka menginspirasi saya untuk mengajar anak-anak lain. Suatu hari, saya mendapat informasi ada sebuah bimbingan belajar di daerah Bogor yang membutuhkan tenaga pengajar untuk mengajar anak-anak Sekolah Dasar dan PAUD. Saya rasa, saya membutuhkan pengalaman lain di luar sana. Saya tidak ingin hanya berkuliah saja disini. Diantara jadwal kuliah saya, saya ingin meluangkan waktu untuk mengajar anak-anak. Saya mencoba mendaftar menjadi tenaga pengajar di bimbel tersebut. Saya masih menunggu hasil wawancara dan microteaching beberapa hari lalu. Ini adalah harapan saya untuk mengekspresikan aksi saya. Jika banyak yang membaca, mungkin saja semakin banyak yang berharap sehingga harapan saya akan terwujud. Terimakasih kepada para pembaca yang meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya J. Semoga tulisan saya dapat menambah semangat generasi muda lain untuk beraksi menjadikan Indonesia lebih maju.

Terus berkarya, ya! Semangat dan selamat beraksi! J  

Salam pemuda Indonesia! J


Friday, November 2, 2012

#wish

Welcome November! Please be my month #Novemberwish
Di awal-awal bulan, media sosial di dunia maya pasti ramai dengan kaliamat-kalimat seperti itu. Tidak ada salahnya bukan? Setiap orang memang harus punya harapan. Tapi menurut saya, setiap hari, kita punya harapan. Setiap hari, kita harus selalu punya harapan. Setiap hari, kita selalu punya #wish. Mungkin, dimensi yang paling tepat untuk ber#wish-ria ya pada awal bulan. Yang perlu digarisbawahi adalah usaha kita untuk mencapai harapan tersebut.

Teruslah berharap! ;)

Sunday, October 28, 2012

Saya,

Saya masih seperti saya. Bukan ia, yang sudah tak menjadi ia. Saya masih saya, bukan mereka, yang sudah tak menjadi mereka. Pagi masih tetap sama. Matahari masih tetap sama. Langit kami tetap sama, kami hanya dipisahkan pada dimensi ruang dan waktu. Siang kami masih tetap sama. Malam kami masih tetap sama. Katanya, Bogor ini Kota Hujan. Bukan berarti, kota lain tak pernah hujan, bukan? Hujan kami masih tetap sama. Tentu, hati kami sudah tak sama. 

Saya lebih senang menyambut pagi dengan suasana ini. Ia mungkin lebih senang menyambut pagi dengan ucapan selamat pagi. Saya lebih senang menikmati siang dalam rumah ke dua saya. Ia mungkin lebih senang menikmati siang dalam alunan mereka. Saya lebih senang melewati malam bersama kertas-kertas. Ia mungkin lebih senang melewati malam bersama suaranya, suara mereka.

Saya masih bercerita tentang ia, ia mungkin sudah tak bercerita tentang saya. Saya masih punya cerita lain, selain ia. Ia mungkin tidak punya cerita lain, selain cerita tentangnya. Saya masih tetap saya, bisa bercerita tentang ia, sekaligus bercerita, tentang selain ia.

Bogor, 28 Oktober 2012

saya, 

Friday, October 26, 2012

Sukma bersabda; (II)


“Ran, udah malem loh ini, kamu nggak di cariin orang tua mu?”, pertanyaannya membuyarkan lamunan ku.
“Engga mbak, tadi aku udah izin kok. Lagipula, kapan lagi aku ketemu Sena”, aku manik nafas panjang membayangkan satu minggu ke depan, dua minggu ke depan, tiga minggu ke depan, ah sudahlah.
“Iya ya, pasti nanti jarang pulang, hati-hati ya Ran disana”, Sukma tersenyum dan aku merasa ia benar-benar seperti sosok mbak ku.
Aku menggangguk pasti dan membalas senyumannya.
“Sukma, nyanyi lagi yuk, masih lama banget nih”, drummer dari band mereka, datang membawa gitar dan menghampiri Sukma.
Sukma berdendang, menghayati lagu yang ia nyanyikan, ia sempat mengajak ku bernyanyi bersama. Tapi, aku menolaknya. Aku tidak berbakat dalam hal menyanyi. Sena tau itu. Sekitar jam 10 malam kami meninggalkan rumah rekaman. Sebelum pulang, aku berbincang dan melepas rindu dengan Sena. Aku mampir ke rumah Sena dan berpamitan dengan ibunya. Sena tidak mengantar ku. Aku pulang bersama mbak Sukma, dengan sepeda motornya. Rumah kami searah.
“Sukma, titip Rana ya”, Sena tersenyum kepada Sukma sambil mengusap kepala ku.
Malam itu, di halaman depan rumah Sena, Sukma seperti tempat penitipan bagi aku dan Sena. Sukma seperti dipercaya oleh kami berdua. Mungkin, karena ia satu-satunya perempuan yang ada di grup band ini. Satu-satunya perempuan selain aku.
“Pasti aku jagain Sen”, Sukma bersabda.

***

Selamat datang Semarang. Ucapku dalam hati saat sampai di Semarang. Aku sudah jauh melangkah. Aku melihat langit Semarang. Masih sama seperti langit Jakarta. Sena, apa kabar dengannya? Kami bertemu terakhir kemarin sore. Ia mengantar ku membeli keperluan untuk di Semarang.
“Ayo Rana, kopernya di bawa, jangan bengong terus”, ibu tertawa kecil melihat muka ku yang bingung.
Aku membuka pintu kamar, debu-debu menyambut kedatangan penghuni baru.
Ibu membantu aku membersihkan kamar, menyusun barang-barang bawaan ku.
Aku pasti akan merindukan ibu.
“Nanti seminggu sekali bisa main ke rumah Tante Dian. Tante Dian sudah seperti adik ibu loh, Ran. Tante Dian juga pandai memasak, kamu belajar lah sama dia”.
Ibu menceritakan sosok sahabatnya. Ibu dan Tante Dian bersahabat sejak di bangku SMA.
“Ya kalau nggak sempet seminggu sekali, dua minggu sekali juga boleh”, sambung ibu.
Aku mengangguk dan mengingat wajah Tante Dian. Ia mengingatkan ku pada mbak Sukma
“Sudah selesai beres-beresnya bu? Ibu sama anak kok sama aja, sama-sama suka gossip”, ayah datang sambil membawa minuman untuk kami.
“Ini bukan gossip yah. Ibu tuh lagi cerita tentang Tante Dian ke Rana”, ibu menggerutu seperti anak kecil.
Aku tertawa melihat pahlawan perempuan dan laki-laki yang ada dihadapan ku.
Ibu membetulkan jilbabnya dan mengajak ku keluar kamar.
“Sebentar bu, ini yang terakhir”, aku meletakkan foto ku bersama Sena di meja belajar. Itu adalah foto yang paling kau sukai. Foto box bersama kekasih menjadi hal yang wajar dilakukan pada waktu SMA.  Ya, memang norak. Sangat norak.

Thursday, October 25, 2012

atas nama keluarga


Aku berjalan diantara tembok biru
Semakin kelabu
Ketika tidur menjadi tak menentu
dan gejala keegosian muncul dihadapan
keluarga baru
Aku terus menyusuri, mengamati
setiap detik yang terjadi pada atap masing-masing
dari kami
apa yang aku cari?
apa yang kami cari?
diantara kertas-kertas berhamburan
yang kami tuang setiap minggunya dengan tinta hitam
atau biru,
kami terjerebab pada bagian-bagian pilar ini
setiap waktu, kami
bersama
setiap waktu itu pula, kami
berlari
Apa yang kami cari?

Aku bukan lagi berjalan diantara tembok biru
Aku berlari kini
Aku berlari sendiri?
Katanya, ini keluarga atas nama kami
Kami adalah bagian dari kami
Kami yang merupakan bagian dari kami, kenapa berlari
sendiri?
Apa yang kami cari?
Aku berhenti di tepi, saat pekan perkenalan kami
hanya cerita lalu
Katanya, ini keluarga saling peduli
Kami adalah bagian dari kami
Kami yang merupakan bagian dari kami, kenapa tidak
saling peduli?

Aku diam, bercerita dibawah jadwal-jdwal padat kami
Aku diam, berkelana dibawah sudut pandang masing-masing
dari kami
Aku diam, aku hanya mencari dimana kami
Kami, apakah mencari apa yang aku cari?
Aku diam, aku hanya tak ingin berlari
sendiri
atau menepi
sendiri
atas nama keluarga,
ego,
dan peduli,
Masihkah ada kami yang tak menjadi bagian dari kami?
 

Saturday, October 6, 2012

Terimakasih :)

Sedikit berbagi mengenai akhir september lalu. Di umur gue yang udah hampir kepala 2 ini, ternyata masih dapet ucapan seperti ini. Terimakasih semuaaa :')
 


Kembalii

adalah sebuah kesalahan besar meninggalkan blog diantara gejala-gejala kesibukan. Banyak yang ingin gue ceritain. Tapi mungkin ga disini. Gue tetep nulis, bukan hanya nulis laporan kok. Semoga tulisan gue bermanfaat ya dan bisa dibaca semua orang nantinya sekaligus menginspirasi. September kemarin haru biru senang menderu. Dari sekian banyak orang yang memiliki kesibukan masing-masing, mereka semua masih inget ulang tahun gue. Siram, kue, kado, ucapan ulang tahun, itu cuma bonus. Doa dari mereka yang bener-bener bikin gue terharu. September kemarin, laporan silih berganti, ospek juga baru mulai, then, gue ngerasa semakin dekat dengan temen-temen angkatan. Gue juga mulai sayang sama mereka dan perikanan. Ada tanggung jawab yang harus dilaksanakan dikeluarga baru ini. Sampai jumpa di tulisan berikutnya :)

Friday, August 31, 2012

welcome semester 3

Ini adalah theme song dari departemen angakatan gue. Nadanya sih nada lagu Chibi Maruko Chan, bukan chibi-chibi loh yaa....
Ceritanya, mata kuliah kita tuh praktikum semua. Ya, paling gue bakal punya hobi baru yaitu....................
BUAT LAPORAN. Welcome semester 3!!!!!! Salam biru!!!!!

Hal yang menyenangkan hati
banyak sekali bahkan kalau kita praktikum
Sekarang ganti jas lab
Agar menarik hati
Ayo kita buat laporan.....

Jalan panjang menuju gelar sarjana
Disana kami temukan segalanya
Yang menyatukan hati THP 48
Kami semangat dan selalu ceriaaaaaa

Bau amis
Bukan halangan untuk maju
Semangat THP ku
Jayalah!!!

Wednesday, August 22, 2012

Pulang

Besok aku pulang. Bukan pulang ke rumah. Aku besok hanya pulang ke tanah kelahiran. Aku besok hanya pulang ke rumah impian. Setelah lama menetap disini, belum banyak yang bisa aku lakukan untuk orang-orang yang aku sayangi. Untuk keluarga ku, aku belum banyak membantu, malah merepotkan, menuruti ego, minta ini-itu, mau ini-itu, tapi gak mau diminta ini-itu. Keterlaluan. Menyesal?percuma. Sedih rasanya belum berbakti sm mama abi, belum bisa tahan emosi sama kakak-adik. Padahal, Tuhan sudah berbaik hati mengizinkan ku disini. Puasa bersama, shalat bersama, lebaran bersama. Hanya sesekali ke Bogor bulan puasa ini. Tahun lalu, puasa pertama disana, ospek juga. Tapi ternyata aku lebih bersyukur. Manusia....
Aku masih ingin disini, masih ingin membantu mama, masih mau berada ditengah-tengah mereka dengan lebih sabar dan bersyukur. Semoga masih ada waktu pulang dan dapat bertemu dengan seluruh keluarga.

Saturday, July 21, 2012

Ngaji bareng tukang sayur

Pagi tadi, saya bangun lebih cepat. Tetangga saya, yang sudah biasa saya panggil ‘bude’ membangunkan saya. Sekitar jam 8 pagi. Bude mengajak saya tadarusan di masjid komplek bersama ibu-ibu dan nenek-nenek lainnya. Saya sih awalnya nolak, rada gimana gitu, asa malu euy. Tapi, bude maksa gitu, ya apalah daya. 

Ngaji sama ibu-ibu dan nenek-nenek harus sabar sekali ternyata. Mungkin karena faktor umur kali ya. Tapi ada juga yang masih muda dan ga bisa ngaji. Di tengah-tengah pengajian, ada salah satu tetangga yang rumahnya dekat masjid membakar sampah. Alhasil, mereka jadi terbatuk-batuk. Ya ampun kasian......antara kasian dan geli sih sebenernya. 

Tapi ada yang lebih lucu lagi, yaitu ketika salah seorang ibu-ibu berteriak “SAYUUUUUUUUUUUUUUUUUUUR” disaat pengajian berlangsung.
Jadi tuh ceritanya ada tukang sayur yang lewat depan masjid. Serentak ibu-ibu dan nenek-nenek yang lainnya kaget dong. Lucunya lagi, si ibu yang teriak tadi cuma diem aja dan malah melihat ke arah saya. Saya nelen ludah nahan ketawa campur marah. Godaan puasa macam apa ini..... Si ibu yang teriak memasang muka tanpa bersalah. Setelah itu, si ibu melengos aja langsung keluar. Setan penggoda macam apa itu......
Suasana di masjid jadi nggak kondusif gitu. Nyokap juga malah sibuk minjam uang buat beli tempe, ada yang nyari pisang juga, ibu-ibu lain juga latah pengen tempe.......
“Bude, bude, bawa uang nggak aku mau beli tempe?”
“Oh iya bu bawa, berapa bu tempenya?”
“Bu, aku cari pisang nggak ada”
“Bu...tempenya dua?”
“Ih satu aja bu abdi mah”
“Dua ribu ya bu tempe?pinjem dulu yaaa hehe”
Itu tuh obrolan mereka di sela-sela pengajian. Bener-bener deh.
Si tukang sayur juga merasa terpanggil, sampai akhirnya akhirnya nongol dari jendela masjid.  Saya bengong ngeliat kejadian itu. Apalagi, pengajian terus berlanjut, si ibu yang dapet giliran baca juga cuek bebek aja. Saya sih cuma sedikit mikir, kok ibu yang lagi ngaji ini, nggak kepengen tempe juga? Atau pisang, mungkin?

Happy fasting all!

Friday, July 20, 2012

Teknologi vs Percintaan

Kali ini, saya ingin menulis sebuah tulisan yang berbeda. Kenapa judulnya teknologi vs percintaan?karena saya terinspirasi dari sebuah obrolan malam dengan teman saya. Teman saya, sebut saja x, bertanya kepada saya "Kenapa sih percintaan remaja sekarang rumit banget? Menurut lu perlu nggak sih nulis nama pacar di status bbm?". 
Saya langsung sadar, memang percintaan remaja sekarang rumit banget. Mereka yang menulis nama kekasihnya di status bbm, mungkin karena hanya ingin menghargai pasangan. Percintaan yang rumit mungkin karena teknologi yang semakin canggih. Coba deh kalau kita lihat zaman dulu, teknologi kan nggak secanggih sekarang, tapi percintaan remaja zaman dulu ya adem ayem aja. Sekarang, siapa pun punya akun facebook, akun twitter, pengguna smartphone. Berapa banyak remaja yang nulis nama pasangan mereka? Apalagi distatus bbm nya. Dilihat dari segi ini, banyak terjadi kasus kecemburuan yang berakibat kegalauan. Kalau status bbm nya bukan nama pasangan, bisa diprediksikan pasangan tersebut lagi marahan. Bahkan ada loh pasangan yang memutuskan kekasihnya karena kekasihnya menggunakan smartphone. 
Bukan salah teknologi sih, mungkin karena zaman sekarang apa-apa tuh ya cepat menjamur. Penjamuran ini nih yang kadang menjadi tradisi. Pasti dulu ada seseorang yang pertama kali menulis nama kekasihnya distatus bbm. Pasti juga ada seseorang yang membuat kata 'galau' menjadi populer sampai sekarang. Ya, ini hanya sedikit argumentasi saya saja pemirsahhhhh.

Monday, July 16, 2012

Sukma bersabda

Perempuan dalam senja
Sukma.
"Jadi perempuan tidak boleh lemah"

Ia menelusuri jalan setapak becek
Ia terbiasa dengan segalanya,
sederhana.
"Perempuan tidak boleh tergantung dengan laki-laki"

Rautnya ayu, ia diselimuti masa lalu pahitnya
tetap ayu, saat itu.

Sukma kini:
Sukma, bukan sukma yang dahulu lagi.
"Lemah"
"Bergantung dengan laki-laki"

Sukma. Bukan mbak Sukma.
Paras manisnya hilang, tersembunyi dibalik kerudung hitam
Sabda Sukma hanya wacana



Sukma bersabda;

Namanya Sukma. Aku biasanya memanggilnya mbak Sukma. Umurnya lebih tua dua tahun dari ku. Badannya tinggi kurus, kulitnya sawo matang, sekilas siapa saja bisa menebak benar kalau ia adalah orang Jawa. Sukma mandiri dan memiliki pendirian. Beberapa tahun silam, kami kadang berbagi kisah.
"Jadi perempuan tidak boleh lemah",sabdanya. Ia berbicara dengan muka yang tegas. Aku melihat rautnya yang ayu.
Kami berjalan menyusuri gang kecil di bilangan Jakarta Selatan. Satu tahun lebih yang lalu, waktu ashar hampir habis tapi kami belum menemukan mushola.
"Iya mbak", aku mengangguk sambil tersenyum padanya.
Ia kembali tersenyum pada ku dan anak-anak kecil yang sedang bermain disekitar gang.
"Jadi perempuan juga nggak boleh ketergantungan sama laki-laki ran", katanya lagi sambil tengok kanan kiri, barangkali mushola yang kita cari sudah lewat.
Aku tersenyum tipis mendengar perkataannya, merasa tersindir. 
"Ran, ini mana ya musholanya? Coba kamu tanya bapak-bapak itu deh".
"Mbak Sukma aja deh yang tanya, Rana malu", kata ku sambil nyengir.
"Malu bertanya sesat di jalan, gimana sih Ran tanya gitu aja malu".
Kami melanjutkan perjalanan setelah mendapat arahan dari bapak tersebut. Mbak Sukma yang bertanya. Saat itu, aku masih seperti anak kecil di hadapannya.
"Nah, ketemu juga akhirnya", aku melihat senyum manisnya di balik kerudung hitam itu.
Setelah sepuluh menit, kami bergegas kembali ke sebuah rumah rekaman.

                                                                            ***

"Could it be love, could it be love, could it be, could it be....." Sukma berdendang diiringi gitar akustik yang dimainkan oleh seorang drummer dari grup bandnya.
Ia menyanyikan beberapa buah lagu. Asap rokok mengepul di sekitar kami. Bukan kami yang merokok, tapi personel grup bandnya. Aku menahan napas. Sedikit tidak ikhlas paru-paru ku di aliri gas beracun tersebut. Aku hanya diam diantara mereka. Ya, memang selalu begitu.
"Ran maaaf ya lama, kamu nggak apa-apa kan?", tanya Sena sambil meraih tangan ku. 
Sena adalah kekasih ku yang merupakan salah satu personel dalam grup tersebut.
"Nggak apa-apa kok", jawab ku.
Hari ini, aku mati-matian menemaninya karena kita akan jarang ketemu. Aku harus pergi ke luar kota minggu ini.
Sena mengambil gitar dan Sukma kembali bernyanyi. Ada keserasian diantara mereka. Entah kenapa aku melihat itu. Aku melihat perbedaan itu. Aku menarik napas panjang dan menunduk berlagak sibuk dengan telepon genggam ku. Jangan sampai, untuk kesekian kalinya aku bertanya pada Sena tentang kecurigaanku.
"Jadi, kapan kamu ke Semarang?", tanya Sukma membuka obrolan. 
"Tiga hari lagi mbak, aku titip Sena ya", kata ku sambil memamerkan gigi-gigi ku.
Ia tertawa kecil kemudian menjawab, "Siap, tenang aja Ran".
Sena dan personel lainnya sedang di dalam dapur rekaman. Di sela-sela latihan pun, ketika aku datang, aku selalu ditemani Sukma. Ia bercerita tentang kesibukannya, tentang dunia perkuliahan. Perlahan, kecurigaan ku pada Sukma luntur.

Sunday, July 15, 2012

Gerangan datang, bukan aku

Kalau saja aku bisa menukar ini
Untuk ia yang tersakiti
Di tinggali, setiap malamnya menjadi sepi
Aku bukan iri

Mungki dulu setiapnya hanya bersama mu
Untuk ia yang berpacu pada waktu
Pergi, kamu

Kalau saja fajar datang tepat waktu
Aku tak ingin terbangun sebelum subuh
Untuk ia yang tak berteman dengan hangat pagi
Datang, bukan aku

Mungkin saat ini hanya sekelumit angan lalu
Kamu, kembali lah padanya
Mohon, aku

satu lagi


Wah tanpa disengaja saya menemukan foto ini: meja belajar saya di asrama. Aih kangen. Awal-awal di asrama, saya sering banget belajar disini. Tapi, setelah itu, lebih sering belajar di kasur. Alhasil, beberapa menit kemudian, saya benar-benar menyerah pada kasur. Ya...jangan salahkan siapa-siapa kalau IP semester 2 menurun. Oh ya, foto ini diambil pas semester 1, soalnya, bukunya masih penuuuh, sekilas juga kelihatan ada buku Pengantar Ilmu Pertanian dan Ekonomi (matkul semester 1). Lalu ada vitamin pemberian ibu saya. Pas semester 1 saya rajin minum vitamin, termasuk vitamin hati. Sekarang juga makin rajin. Rajin ninggalin meja termask vitaminnya. Botolnya aja sampe berdebu. Ya...jangan salahkan siapa-siapa juga kalau di semester 2 saya sering sakit. Tapi saya bersyukur hati saya nggak ikut sakit. 

Friday, July 6, 2012

demi lele

Hari ini, saya punya cerita lucu. Saya dan dua adik saya (ana dan ayu) membuat sebuah perjanjian. Kita bertiga nggak akan pacaran sampai kakak saya, yeni (lele) punya pacar. Hahahaha ini karena dia sudah lama menjomblo... Betapa jahatnya kalau kita melangkahkan sedang ia belum mendapat pasangan wisuda. Perjanjian ini sekaligus menjadi tantangan buat ana dan ayu yang lagi puber-pubernya. Mereka sekarang genit-genit. Saya aja kalah! Tapi, kakak saya mengira saya sudah punya pacar loh. Soalnya saya jarang pulang ke rumah. Oh ya ampun....kecengan aja ga ada!! Ga ada satu maksudnya..................
Saya yang baru 2 semester menjomblo saja sudah merasakan kegundahan dan kegelisahan yang kakak saya rasakan hahahahahaha. Tapi, laporan-laporan praktikum di semester ke depan akan setia menemani malam-malam saya, mengusir kebuncahan yang mungkin akan selalu datang tanpa permisi. Saya ingin mengutuk mereka yang membuat kata "galau, buncah"! Ya, semoga saja tidak ada traktiran dari ana atau ayu, sebagai hukuman dari pelanggaran perjanjian. Semoga juga tidak ada traktiran dari saya. Semoga juga memei tidak melangkahi kamis semua ya :') 

Monday, June 18, 2012

Asrama, TPB

Sedih harus ninggalin asrama, meski jam malamnya ngeselin, kegitannya kadang wasting time, tapi ga pernah bisa di lupain. Kamar, lorong, gedung, pgb (re: kantin), amahnya, teteh-tetehnya. Terakhir kali saya makan di pgb, pgb sepiii sekali. Oh ya, saya punya langganan di sana, namanya bu mamah. Masakan bu mamah nih yang paling cocok di lidah. Bu mamah juga baiiiik banget. Kalau lagi ngobrol sama beliau, jadi ingat nenek saya. Penjual yang lain juga ga kalah baik loh.
Lorong satu juga banyak berkontribusi selama satu tahun ini. Yang paling tidak bisa dilupakan adalah lagu mahasiswa rantau. 'Mahasiswa rantau... makan tak teratur... senin makan, selasa puasa............'
Lagu ini untuk pertama kalinya dinyanyikan oleh lorong 1 ketika Social Gathering gedung pertama. Memalukan sekali guys sebenarnya,.
Kamar 6 juga jadi salah satu tempat yang tidak akan pernah bisa di lupakan. Ada empat orang penghuni disini;
Nama : Dina Azhara
Asal   : Medan
Departeman : Agribisnis
Hobi  : Tidur

Nama : Intan Maria Paramita
Asal   : Bondowoso
Departemen : Kedokteran Hewan
Hobi  : Nyetrika

Nama : Mustika Permatasari
Asal   : Cianjur
Departemen : Biokomia
Hobi  : Belajar, nyuci

Dina walaupun tiduuuur terus dan paling sering membajak kasur saya, tapi kalkulusnya dapet 80! Amazing! Dina juga paling berani nih kadang ngajak ribut banget orangnya. Maklum anak Medaaaan. Edaaaan lah pasti. Intan yang paling dewasa nih dan yang paling rajin nyetrika. Dia juga nih yang paling sibuk. Kalau mustika, dia yang paling sering duduk di depan meja. Mustika jarang banget curhat-curhat. Pendieeem banget. Tapi gitu-gitu juga kecengannya banyak! Hebat juga si tika.............
Dan yang terkahir adalah saya sendiri. Hobi saya adalah pulang dan galau. Maklum ya, diantara mereka hanya saya aja yang masih single. Mereka bertiga beberapa kali menawarkan teman-teman prianya loh untuk saya hahahaha berasa ga laku banget kali. 

Kelas P16 juga ga lepas dari asrama kerena keduanya adalah bagian dari TPB. Awalnya, saya adalah mahasiswa P14. Tapi kelas P14 diisi sama anak kedokteran hewan semua. So, P14 di acak dan disebar-sebar. Dan.....selamat! Saya masuk di kelas P16. Rasanya tuh gimana gitu. Rasanya susah adaptasi lagi. Ternyata, ini merupakan salah satu bagian dari perputaran. Saya bertemu mereka yang baik sekali setelah di semester 1 saya banyak kehilangan orang-orang yang saya sayangi. 

Sekarang, apa lagi yang akan datang dan pergi? Tunggu dan nikmati saja.

Monday, June 11, 2012

Bogor, 12 Juni 2012

Saya membusuk disini. Di hinggapi lalat-lalat hitam. Kemana harus pergi? Rumah? lagi-lagi. Tidak ada yang lebih bersahabat selain rumah. Asrama sepi sudah, hanya ada suara kucing, cicak, dan hati saya. Penghuni sudah bisa di hitung. Saya berani. Saya lebih berani disini dari pada di kontrakan baru. Ada yang salah, entah apa. Saya benar-benar mati dalam setumpuk suasana ini. Sekaligus menikmati. Saya hari ini mencoba mencari. Saya belum menemui apa pun. Saya benar-benar membusuk sampai Sabtu nanti. Sampai Badan Pengelola Asrama mengusir saya. Lalu setelah itu saya harus kemana? Tidur di sepanjang jalan Babakan bersama tumpukan barang, hanya untuk memastikan kontrakan saya benar baik-baik saja? Gila. Saya juga masih memiliki pesan yang harus dijalankan. Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, akan terasa sangat panjang sekali. Pesan di hari-hari tersebut meluap bersama bayangan tentang hidup satu tahun ke depan nanti. Gila. 

Sunday, June 3, 2012

Kamar 4

Akhirnya pindah ke kontrakan :)
Tapi, ga selamanya baik. Ternyata saya masih takut tidur sendiri. Apalagi, saya dapat kamar di pojok. Sempet bingung, pengen tuker kamar sama yang lain. Terutama sama kamar depan, view-nya di jamin bagus : kontrakan depan...... Tapi setelah di pikir-pikir, mungkin ini yang terbaik buat saya. Selain penguni kamar lama anak FPIK, ternyata apa saya inginkan sudah terpenuhi. Jadi, saya punya rencana mau beli stiker dinding dan wallpaper (baca : kertas kado). Saya ga perlu beli! Di kamar, sudah ada stiker dinding dan ketika saya buka lemari, sudah ada guntingan-guntingan rapi kertas kado untuk wallpaper. Wow, how lucky I am? Ini kebetulan atau apa ya? 
Bonusnya adalah saya dapat banyak wasiat. Ada beberapa kertas-kertas berisi tulisan sebagai penyemangat. Lalu, ada tips sukses kuliah dan organisasi. Lucunya, ada potongan-potongan huruf yang harus disusun. Teman saya, sebut saja Ichi, dia berhasil menyusun huruf-huruf tersebut. 'FIGHTING!!'. Hmmm penghuni kamar lama pasti seorang perempuan mungil perkasa. Kata teman saya, badannya kecil seperti saya. Semoga saya bisa seperti dia yang melanjutkan S2. Dan yang lebih penting adalah semoga saya berani tidur sendiri :'

Tuesday, May 29, 2012

Aku terus bertanya dalam hati. Bahkan sampai pada mimpi. Kadang diam memang emas. Ketika mereka semua berlari, lantas mengapa aku termenung? Aku terus bertanya apa yang mereka cari. Kamar berukuran kecil ini mungkin bisa menjawab. Time organizer board bisa saja berkata "deadline". Sempurna : dead dan line. Tapi siapa yang tahu pasti? hanya Tuhan kan. Bisa saja besok kita benar-benar mati.

Mereka terus berlari bahkan tidak pada jalannya. Mereka yang mengantri juga menyela. Apa yang mereka cari? Sikut kanan, sikut kiri, APA YANG MEREKA CARI?




Monday, May 28, 2012

Toleransi

Kadang orang-orang tidak mengerti arti sebuah sikap. Maksud baik bisa jadi buruk. Buruk sekali. Mengapa masing-masing manusia memiliki ego? Saya masih banyak belajar tentang ini. Ya, selain belajar iktiologi. Sungguh inilah kehidupan yang sesungguhnya. Saya rasanya masih ingin teriak 'Mamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa'. Ah tapi ingat umur dan kewajiban. Sudah tidak pantas. Rasanya ingin pulang. Ah tapi ingat ini ibadah. Saya rasanya ingin tidur entah apa itu ikan barakuda. Ah tapi lagi-lagi ingat. Lagi-lagi ingat keluarga saya. Ingat orang-orang yang saya sayangi dan akan saya sayangi. Ingat masa depan saya : untuk saya dan orang lain. 

Sunday, May 27, 2012

Ingatan Tentang Kalian - Dee

Dalam ranah yang mereka sebut keabadian
Aku bersemayam bersama ingatan tentang kalian
Kudekap dan kuucap namamu satu demi satu
Sebelum lautan cahaya melarutkan kita dan waktu
Walau tiada aksara di sana
Walau tiada wujud yang serupa
Tanpa pernah tertukar aku menemukanmu semua
Sebagaimana engkau semua menemukanku
Empat, lima, dan enam
Berapapun banyaknya kita tersempal
Perlahan lebur menjadi tunggal
Dua, satu, dan kosong
Bersama kita lenyap menjadi tiada

Dalam ranah yang mereka sebut kehidupan,
Aku dan kalian menangis dan meregang di antara ruang
Aku dan kalian tersesat dalam belantara nama dan rupa
Masihkah kau mengenali aku?
Masihkah aku mengenalimu?
Jiwa kita tertawa dan berkata:
Berjuta kelahiran dan kematian telah kita dayakan,
Berjuta kata dan sabda telah kita ucapkan,
Berjuta wadah dan kaidah telah kita mainkan,
Hanya untuk tahu tiada kasih selain cinta
Dan tiada jalinan selain persahabatan
Meski tak terkira banyaknya nama dicipta
Meski tak terhingga rasa menjadi pembeda
Aku akan menemukanmu semua, sebagaimana engkau semua menemukanku
Sahabat, jika kita berpecah raga
Satu, jika kita memadu raga
Tiada, jika hanya jiwa

Inilah kenangan yang kucuri simpan
Saat kubersemayam dalam ranah yang mereka sebut keabadian

Inilah kenangan yang kusisipkan di sela-sela mentari dan bulan
Yang kelak mereka bisikkan saat kucari kalian
Dalam belantara yang dinamai kehidupan

Ingatan pertama dan terakhir
Yang mengikuti saat aku terlahir
Yang bersembunyi hingga kalian semua hadir
Yang menemani saat udara usai mengalir

Cinta dan sahabat
Sahabat dan cinta
Itulah jiwa yang terpecah dengan sederhana

Sisanya fana

Thursday, May 24, 2012

Sudah hampir satu tahun.

Sudah hampir satu tahun aku di Bogor. Sudah hampir satu tahun aku tinggal di asrama. Sudah hampir satu tahun aku seatap dengan mereka yang mantap. Sudah hampir satu tahun aku mengenal lorong 1. Lorong yang setiap paginya ramai dengan antrian kamar mandi dan mencari setrikaan. Lorong yang hampir setiap malam Jum'atnya kami ngajikan. Di lorong itu banyak kenangan : kami makan bersama, kami berbagi cerita bersama, kami menangis bersama. Satu tahun lalu, saat pertama kalinya aku masuk ke dalam lorong, mencari kamar nomor 006 bersama keluarga ku. Satu tahun lalu, aku datang dengan semangat membara. Satu tahun lalu, aku menangis saat orang tua ku meninggalkan ku. Satu tahun lalu, aku memeluk erat mama ku, aku melambaikan tangan pada keluarga ku. Ya, sudah hampir satu tahun aku hidup mandiri. Pastinya, tanpa dia. Sudah hampir satu tahun lalu aku sendiri. Seminggu pertama tinggal diasrama tidaklah mudah. Sekamar bersama orang-orang yang tidak aku kenal. Bahkan ia yang ku kenal justru meninggalkan ku. Satu tahun lalu, entah harus berbagi dengan siapa. Ia benar-benar meninggalkan ku. Aku takut. Aku takut sekali. Aku masih ingat bagaimana air mata itu mengalir. Satu tahun lalu, selama satu minggu lebih, aku membanjiri atap kamar dengan tangis ku. Satu tahun lalu, teman kamar ku bertanya tentang keadaan ku. Satu tahun lalu, aku tidak kuat menahan itu semua. Satu tahun lalu, teman-teman ku memberikan aku semangat baru. Ya, sudah hampir satu tahun lalu. Aku sangat menikamti satu tahun ku. Aku bertemu banyak teman, mengenal banyak orang. Sudah hampir satu tahun bus merah itu mengantar ku Bogor - Jakarta - Bogor. Bukan ia, jelas. Ia sibuk bersamanya. Ya, tak perlu dipertanyakan. Kenyataan adalah saksinya. Sudah hampir satu tahun aku disini. Aku belajar lebih dari mata kuliah yang di ajarkan : kehidupan. Aku banyak belajar, dan masih belajar hingga saat ini. Nilai ku tidak bagus-bagus, tapi ada yang lebih penting disini. Sudah hampir satu tahun aku di kota hujan ini. Kota kelabu. Biru. Menggebu. Aku sangat mensykuri waktu satu tahun ini. Rencana Tuhan memang selalu lebih indah.

Wednesday, May 23, 2012

Peduli?

Saat kau mencari siapa tuan dari sesuatu hal, siapa yang peduli?
Mereka berlagak tenggelam dalam aktivitasnya, kau juga memang peduli?
Kau terus mencari, sedang yang lain juga bertapa dalam ranah kesibukan
Ketika semua ingin dimengerti, masihkah kau bertanya 'siapa yang peduli?'
Ketika sebagian tertawa dalam duka kubunya, masihkah kau bertanya 'ada yang peduli?'
Sekecil jenuh pun kau pikul kemana-mana
hanya untuk tahu bahwa ada yang peduli?
Enak saja!
Tengguk anggur biar kau senang
Jangan memerang apalagi sampai membawa parang
Itu saja!


Rangga?

        Seorang laki-laki yang jarang berbicara, lalu ketika berbicara, ia memanggil dirinya 'saya'. Jadi ingat, tokoh Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta. Saya menemukan sosok seperti itu disini, Bogor. Saya tidak ingin menjadi Cinta. Tapi saya senang bisa bertemu sosok seperti Rangga. Rangga disini sudah punya Cinta. Semoga sosoknya pun seperti tokoh Cinta. Saya senang bisa melihat Rangga. Rangga banyak membantu saya kemarin. Tapi saya yakin, Cintanya tidak mengapa. Sekali lagi, saya tidak ingin menjadi Cinta. Saya hanya mengobrol sedikit dengannya. Kenapa? karena saya bukan Cinta? Rasanya, kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya bisa dibayar dengan Cinta. Apa iya? Ia hanya tersenyum dan menganggukkan kepala saat berbicara dengan saya. Karena saya bukan Cinta? Tapi saya tidak ingin menjadi Cinta. Saya selalu memperhatikan diamnya. Ada Cinta di dalam sana. Saya hanya ingin mengobrol dengannya. Tapi saya bukan Cinta. Saya juga tidak ingin menjadi Cinta. Sayang sekali...... Saya tidak berharap menjadi Cinta. Sebab sosok mirip Rangga tidak hanya ingin Cinta. Rangga disini lebih dari Rangganya Cinta. Cintanya pun harus lebih dari Cintanya Rangga.  

Saturday, May 19, 2012

Lolipop

Hari ini saya kembali belajar menyulam bersama Eyang Sur tersabar se-Kedaung Hijau :)
Setelah selesai sulaman bayang untuk nenek #Semoga nenek senang
Tadi, tanpa disengaja, saya membuat lolipop! Jadi ingat filosofi permen yang pernah saya buat.
Sedikit mengulas mata kuliah sabtu tadi : butuh kesabaran seperti praktikum Iktiologi :)
Saya membuat enam buah lolipop, untuk anak-anak ajar Eyang Sur, termasuk adik dan sepupu saya.
Waktu lolipop pertama jadi, mereka semua minta dibuatkan dan memesan warna-warnanya.
Bahagia sekali ketika mereka terus menanyakan kapan lolipopnya jadi? :)
Dan.....Sudah jadi!!
#Semoga mereka senang

Thursday, May 17, 2012

H :

Halo Jum'at.... Lama sekali tidak menulis disini, mungkin ketika aku sudah tidak di asrama, aku akan banyak bercerita. Mengapa asrama jadi penghalang? Ada banyak cara sebenarnya, namun aku yang memiliih diam. Banyak yang ingin aku ceritakan.. Biar ku ceritakan seseorang. Ia bukan siapa-siapa, tapi sangat menginspirasi. Mari kita mulaiii..........
Laki-laki. Bukan masalah itu! Jangan lihat gender disini, teman.
Sebut saja H. Handoyo? Harun? Hamasyah?
Jangan kau tebak...... ini bukan tebak-tebakan
Aku kenal dia di kelas. Kesan pertama : sombong, sok kritis.
Tiba saatnya kita semua senam aerobik. H membuat gerakan untuk pemanasan : lucu, kreatif. Oh ya, lagu untuk pemanasan pun dia yang mencari. Dangdut remix. Sekali lagi, aku tersenyum karena kehebatannya.
Tapi sayang sekali, H hanya membuat gerakan untuk pemanasan. Padahal, masih ada gerakan inti dan pendinginana.
Tiga hari sebelum senam, aku iseng membuat gerakan inti, lalu dicontohkan di depan anak-anak. Alhasil, jadilah instruktur. Ini benar-benar mendadak. Mau tak mau. Demi kelas.
Dua hari sebelum senam, tepatnya hari Kamis, aku, H, komti, dan teman lainnya, pergi ke kontrakkannya untuk mengedit lagu dan membuat video senam agar bisa dibagikan ke kelas. Disana, hanya ada dua perempuan. Aku dan teman ku. Tapi tenang saja..mereka semua baik, tidak akan macam-macam.
Rencana awal aku dan teman perempuan ku adalah menginap di kosannya. Tapi karena terlalu malam, akhirnya kami terpaksa menginap di kontrakkan H. Buruknya, kami berdua sedang halangan. Kami berbisik-bisik harus mencari pembalut dimana? pembalut apa yang biasa di pakai?
H : "ada apa?"
Kami : *nyengir* "Pembalut..."
H : *pergi ke kamar,lalu keluar dengan segera* "ayo"
H sudah mengganti celana mainnya dengan celana jeans. Aku menyilahkan teman perempuan ku untuk pergi dengannya. Lagi, aku kagum. Malam itu malam jumat dan sudah jam 12 malam. Baik sekali.
Setelah itu, aku sempat tidur. Sekitar jam 3 pagi, kami membuat video senam. Teman-teman ku yang lain akan kuliah jam 7 pagi. Sedangkan aku dan H kuliah jam 1 siang. Kami meng'iya'kan mereka untuk tidur. H hanya sendiri merekam ku. Satu jam kemudian, aku ingin menyusul teman perempuan ku tidur di kamar H. Dan.....kamarnya dikunci! H menyuruh ku tidur di ruang tv. Kemudian ia tidur di ruang tamu.

Hari Jumat malam, kami belum hafal gerakan senam. Bahkan, aku belum mencontohkan gerakan pendinginan. Padahal, jam 7 malam adalah hari terakhir untuk latihan senam.Akhirnya, kami semua sepakat untuk meniginap di salah satu rumah teman kami di Bogor. Ketika sampai disana, entah ada apa, H hanya diam. diam. diam. diam. diam. diam.  Ia diam sampai pagi. Ia diam sampai kami semua di gladiator. Ia diam melihat kami. aku diam meliaht ia yang diam. Ada apa? Sambil menunggu urutan penampilan, kami semua melihat penampilan kelas lain. Tak lama, ia mengajak kami semua berkumpul. Dengan diamnya, ia membuka laptop yang ia bawa. Ia menulis sesuatu yang dibagikan kepada kami. Kali ini, kami yang diam. Apalagi aku. Aku benar-benar diam.

Selang beberapa minggu setelah senam. Aku pergi ke perpustakaan FPIK untuk mencari buku. Hebatnya, ada dia. Ada dia yang diam dengan laptopnya. Ada dia yang diam dengan bukunya. Ada dia yang diam dengan lambaian tangannya.

Saat mata kuliah sosum, ia menjelaskan suatu topik yang membuat kami sangat mengerti : kreatif. Lagi, aku tersenyum dengan apa yang ia jelaskan. Suatu organisasi yaitu genk motor yang harus pandai mengaji, itulah analogi yang ia ciptakan. "Kapan open recruitmennya?"tanya ku. Ia hanya menjawab dengan diam. Namun ada senyum pada diamnya.

Banyak yang menginspirasi darinya. Terakhir, yang paling aku ingat. Ketika fakultas kami fieldtrip di daerah Subang. H sebagai panitia sangat bertanggung jawab. Kalian tahu apa yang ia lakukan? Disaat yang lain berfoto-foto. Panitia lainnya pun berbaur. H justru mengepel lantai luar mushola yang kami gunakan untuk beristirahat........ Diam.

Itulah H, salah satu sosok yang menginspirasi. Calon pemimpin yang baik. Sampai jumpa di lain cerita ;)
 




Friday, May 4, 2012

Chiki

haii lama saya tidak menulis disini? Apa kabar?
ah pasti kalian baik-baik saja...
ah pasti dia pun baik-baik saja...
dia? siapa dia?!
chiki.
Filosofi chiki.
Seorang sahabat saya bilang, dia itu cuma chiki....
"chiki dimana-mana cuma angin
dan hanya membuat mu bodoh"
Lalu untuk apa saya menanyakan kabar chiki?
Bukannya chiki itu sedang di lahap habis oleh orang lain?
Biar lah orang itu menikmatinya, dan ia akan merasakan akibatnya.
MSGnya yang melimpah tidak ada benefitnya sama sekali

Chiki. chiki. chiki.
Dari dulu juga orangtua saya sudah melarang saya makan chiki.
Siapa yang salah? chikinya? penjual chiki? bukan!
Saya yang salah...
Kenapa saya mau makan angin? sampai-sampai masuk angin...

Dimana-mana, yang doyan chiki itu anak kecil..
Saya sudah berhenti makan chiki.
Saya sudah besar.
Saya tidak mau makan angin lagi. Kosong. Melompong.


Senja

Ia selalu membawa ku pada jingga senja
Ada pelangi katanya
Membara lebih dari jingga
"Tidak pernah ada pelangi dalam senja"

Sawah di bawah sana tidak hanya mendapat jingga
Ada nada lain katanya
Membawa padi tak hanya satu warna
"Aku lihat jingga saja"

Turunkan dagu mu,
Rumah di pojok sana menjadi abu-abu
Katanya, senja dan pelangi juga kelabu
Membiaskan warna-warna yang menggebu
"Aku tak menginginkan abu-abu"

Tubdukkan kepala mu,
Kali ini, lihat pada beberapa sudut kota
Jingga, pelangi, abu-abu, kau dapat melihatnya
dalam satu senja
Kau dapat merasakannya
dalam satu makna

Pejamkan mata mu,
Raba warna itu sambil menikmati senja mu
Indah bukan? Meski kadang ada biru?
"Bawa aku lagi seperti senja ini, semu"

Sunday, April 1, 2012

This is my new fam, so happy in here :')
damn, i love you, guys!
P16, thanks! :') :') *biglove,bighug*

Monday, March 19, 2012

Goresan Darah

Aliran deras dalam tubuhku, tubuhmu
Tak ada yang menghentikan
Meski segelintir luka dalam hati
Tangan, kaki, genggam aku bersama
aliran yang kau sampaikan
Arus merah kami menyatu
Kekerabatan kami berasosiatif dalam rindu
Katamu cukup bersendau alam maya
Kepastian dari Tuhan, kau dan aku
saling mendengar nyanyian alam
nyanyian merdu dalam merah
darah kami bersatu atas nama cinta, dahulu
Biar semesta yang menjawabnya
lewat segores darah yang kau ciptakan
Segores warna segar, tak tahu lah,
ini luka sungguh

Friday, February 10, 2012

Lupakanlah!

Menari dalam buai kata-kata mu,
hanyut dalam senda gurau mu,
tenggelam menuju dasar kebahagiaan....
Semu
Segalanya adalah angin lalu
Khayalan ku disetiap masa tidur
Diam ialah hukum mutlak untuk itu
Berpura-pura tak pernah bertemu
Berpura-pura tak pernah mengenal
Lupakanlah!
Bukan salah mu, apalagi takdir
Ini adalah harga yang harus di bayar dari sebuah pertemuan
Sederhana saja, aku harus pergi atau
berkedok?
Harga mati.
Lupakanlah!

Sunday, February 5, 2012

Bayangan

Bayangan-bayangan seseorang selalu mengantui saya. Dua orang, tiga orang, empat, lima. Saya tak tahu siapa yang megikuti. Saya? Mereka? Atau jangan-jangan kami saling mengikuti? Saya pikir, kejadian di film-film, saat ada tokoh film yang selalu membayangkan wajah seseorang maka ketika bertemu orang lain yang sang tokoh lihat adalah wajah seseorang yang ia bayangkan, semua itu bohong. Tetapi, akhir-akhir ini saya mengalami semua itu. Bodoh. Bodoh sekali. saya benar-benar terlihat seperti orang bodoh. Bahkan bayangan itu hadir di setiap doa saya. Bayangan itu terlalu sering hadir, hampir tidak pernah absen, sampai-sampai hadir di sela-sela tawa saya, di sela-sela kebahagiaan saya dengan keluarga dan teman-teman, di malam hari ketika saya bersenda gurau di dunia maya. Pernah suatu kali bayangan itu hadir di mimpi saya dan bayangan itu tetap menjadi bayangan. Saya membenci ini, saya membenci diri saya sendiri. Saya membenci bayangan-bayangan itu.

Sunday, January 29, 2012

Bahasa Cinta

Pernah tidak kamu merasakan ini? Lamaaaa sekali tidak bertemu seseorang, kemudian kalian di pertemukan.  Saya pernah merasakan ini. Rasanya, banyak hal yang ingin kami bicarakan, banyak hal yang ingin kami bagikan, tak peduli status, tak peduli khalayak ramai. Namun, waktu membatasi itu semua. Kecanggungan menghalangi itu semua, hingga kami hanya terdiam saling menatap, mungkin lebih tepatnya melirik. Matanya...saya melihat banyak hal di dalam sana. Mata yang tak bisa berbohong. Saya yakin ia juga melihat segalanya dalam mata saya, meski kami tanpa suara, tanpa sepatah kata


#np Bahasa Cinta - Yuni Shara feat.Tompi

Tuesday, January 24, 2012

Detik

Lebih dari 3600 detik berbasa-basi yang memang sangat basi. Berdetik-detik bersamamu yang harus berapa yang aku rasa cukup?tak ada. Berdetik-detik tanpamu yang berapa yang aku rasa tak cukup?tak ada. Andai setiap detik sejak saat itu, kamu tahu. Detikku per menit hanya asa, detikku per jam hanya doa. Sayang, setiap detikmu sejak saat itu adalah untuknya. Setiap detikmu sejak itu tak ada aku.
Lalu apa guna nya basa-basi kami detik ini? Detik yang tak dapat berhenti, begitu juga basa-basi. Detik-detik kedatangan, pertemuan, kepulangan. Detik ku habis bersamamu, kami sama-sama kehabisan detik-detik ini, kami kehausan detik-detik masa lalu. Tik. Tik

Friday, January 13, 2012

Topeng kebahagiaan

Mereka bersandiwara denagn luwes

Topeng

Kebahagiaan

Mereka mengenakan topeng?
Mereka terus bersandiwara tanpa kata
menulis skenario lain di dinding belakang
dengan tinta merah, apa salah?

Topeng

Kebahagiaan

Di tengah malam, mereka menghias topengnya
Ya, di saat yang tak menjadi mereka tertidur
Mereka melepasnya kah?
Ya, hanya di hadapan Tuhan
Setiap malam?
Setiap mereka menghadap Tuhan?
Ya,

Topeng

Kebahagiaan

Mereka yang tak menjadi mereka mencoba menerka
Mereka yang tak menjadi mereka, menyaksikan penjualn topeng
Dimana? Mereka yang tak menjadi mereka ingin membelinya? Atau
sekadar meminjam?
Mereka yang tak menjadi mereka ingin kebahgiaan

Bukan topeng

Bukan topeng kebahagiaan

Mereka mengapa mengenakan topeng?
Kebahagiaan, untuk kebahagiaan

Topeng

*Saya pun menulis ini sambil mengenakan topeng

Wednesday, January 11, 2012

Kalut

Pagi, siang, malam, entahlah ia bisa saja datang
seperti hari kemarin
Adakah maksud teretentu? Tidak
Ia ingin berbagi
Apa? Apa? Apa?
Rindu...
Penyesalan...

Aku hanya tersenyum
Miris, setelah enam bulan kah kau baru menyadarinya?
Setelah aku sudah membuka lembaran baru di kehidupan ku?
Terlambat!

Tak tahu lah.....
Aku malah menangis seketika dalam hati
Kau tak berubah
Kau kini menyakiti wanita mu
Kasihan...

Mata mu membengkak, hei
Apa yang kau tangisi?
Ingin kembali?
Tidak kan?
Berikan sinar mata indah mu untuk wanita mu itu
dan berbahagialah kalian