Ada yang terlalu baik di luar sana untuk saya. Kali ini,
sekali ini saja, izinkan saya menjadikan ia sebuah objek pada cerita saya.
entah harus memulai dari mana. Saya hampir
tidak percaya masih ada laki-laki baik diluar sana. Sampai saat ini, masih
sedikit tidak percaya. Saya tau, ia sangat mengistimewakan perempuan, perempuan
mana pun. Saya melihat itu.
Akhir tahun ini, saya merasa bersalah dengannya. Entahlah,
ia seperti tak pernah egois. Ah saya bingung. Kami memang hanya ‘berteman’. Entah
pertemanan macam apa yang kami jalin. Ia terlalu baik sungguh sampai saya
merasa bersalah atas semuanya, atas pertemanan macam yang kami jalin. Kami tidak
perlu ucapan selamat malam atau pagi. Tidak. Kami hanya perlu berdoa bersama,
kebiasaan itu jauh lebih baik dari ucapan selamat malam atau pagi.
Saya nggak bisa bercerita terlalu banyak. Kalau objeknya
tahu, nanti bisa gawat. Ada juga teman saya yang tidak pernah egois. Yang seperti
itu yang sulit diceritakan.
Semoga Allah selalu melindungi mereka.