Hai, guys! Selamat pagi... Selamat bercerita untuk kalian yang ingin bercerita. Saya baru saja membuka draft tulisan saya. Ada yang harus saya bagikan disini, memang tidak banyak. Tapi, ketika kamu mencoba untuk bangkit dari tempat tidur, mengambil laptopmu dan mencoba menulis, beberapa baris pun itu......saya ucapkan: Selamat! Ini lah yang akan saya bagikan dari beberapa baris yang pernah saya tulis;
Bogor, 26 Agustus 2012
Mimpi
ku di mulai dari sini. Laut. Aku suka laut, birunya, desau pasirnya, ombaknya.
Ombak tak pernah absen dari laut. Terkadang, ombak datang dengan deru yang
tenang. Namun, bisa saja ombak datang dengan deru yang kencang. Seperti ‘Ombak’
saat ini. Orientasi Mahasiswa baru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
‘Ombak’ datang untuk aku dan teman-teman lainnya. Nama ku Zahra. Aku mahasiswi baru Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ospek
sangat dekat dengan mahasiswa baru. Ya, awalnya memang ragu....
“Jangan bengong, dek!”
,bentak salah seorang senior yang memergoki ku.
“Iya ka”, jawab ku
singkat sambil menundukkan kepala
“Keluarkan semua
barang-barang untuk hari ini!”
Bogor
yang sejuk seperti ini, sangat disayangkan kalau masih pagi saja sudah dihiasi
suara-suara teriakan. Aku menarik napas panjang. Terbayang dalam benakku
suasana rumah. Ini masih dalam waktu liburan, bukan waktu untuk pergi ke
kampus. Aku mengangguk mendengar ucapan dari Bapak Dekan dalam mengisi
sambutan. Beberapa kali, alis ku mengkerut mendengar hal perikanan dan
kelautan. Hati ku tak pernah berhenti bertanya “kenapa harus memilih fakultas
perikanan dan kelautan?” Sampai sore hari rangkaian acara berlangsung,
pertanyaan ini masih sering muncul.
Bogor, 27 Agustus 2012
Jam
04.00 WIB, aku bergegas mandi. Teman-teman satu kontrakan ku belum ada yang
bangun. Kami beda fakultas. Aku rasa, hanya fakultas ku saja yang berkumpul jam
5.00 pagi. Dinginnya air menampar wajah ku yang masih setengah tertidur. Ini
adalah hari kedua ‘Ombak’. Hari ini, aku
jauh lebih bersemangat.
“Zah, udah bangun?”,
tanya salah seorang teman satu kontrakan ku.
“Pagi nay! Udah dong,
kamu kumpul jam berapa?”, tanya ku sambl meneguk teh panas.
“Jam setengah tujuh.
Semangat ya zah!”, katanya sambil tersenyum.
Aku berjalan menyusuri
rumah-rumah dan kos-kosan setelah bergegas solat subuh. Udara seperti ini, hanya beberapa orang saja
yang dapat menikmatinya. Aku bersyukur, aku termasuk orang yang beruntung pagi
ini. Ya, pagi tidak pernah datang terlambat, kita yang telat menyambutnya.
Ombak
hari ini ada tamu spesial. Ibu Koni, beliau adalah Ibu pertahanan dan keamanan.
Beliau mempresentasikan ketahanan laut kami. Ternyata, siapa pun bebas masuk ke
dalam laut kami. Siapa pun bebas mengambil hasil laut kami. Laut Cina Selatan
adalah laut yang selalu didatangi. Hasil laut disana melimpah sekali. Namun
sayang, semua itu dimanfaatkan oleh negara lain. Ada tiga hal yang menyebabkan
terjadinya perang, yaitu agama, sumber daya alam, dan jalur perdangangan.
Sebelum Irak di serang oleh Amerika Serikat, para sekutu telah menduduki
beberapa titik di sekitar negara Irak. Kemudian, titik-titik itu tersambung dan
barulah Irak diserang. Beberapa titik laut Indonesia ternyata sudah diduduki
negara lain. Bukan tidak mungkin, kalau belasan tahun kemudian kita akan
perang. Aku tercengang mendengar
pemaparan dari Ibu Koni. Ini adalah sebuah tulisan yang aku buat disela-sela
cerita sang ibu;
Laut itu biru
Mungkin bukan laut
kalau tidak biru
Kamu berseru,
Laut itu milik kamu.
Laut itu generasi baru.
Dewa laut pernah
berpesan,
“Ini laut untuk hidup”
Laut kita sudah
dikepung!
Semangat biru disini
hanya sementara.
Lalu siapa yang akan
menjaga birunya laut kami?
mereka yang mengaku
negara kita negara maritim?,
mereka yang hanya duduk
pada jabatan
dan berpapar negara kita
negara kaya?,
kalau bukan kamu?
Bogor, 28 Agustus 2012
Hari
ketiga ‘Ombak’, aku justru ada diruang medis. Ketika mau apel pagi, tubuh ku
terasa lemas, keringat dingin, mual. Di ruang medis, aku bercakap-cakap dengan
salah seorang senior. Sedikit membosankan dan akhirnya aku memutuskan untuk
mengikuti outbond pada pagi itu. Kami terbagi menjadi beberapa kelompok besar.
Satu kelompok besar terdiri dari 24 orang. Nama kelompok ku adalah Diodon hystrix. Diodon hystrix adalah nama latin dari ikan buntal. Yes, thats Mrs. Puff. Guru laut yang
paling sabar dari seluruh laut.
Pos
yang pertama kami kunjungi adalah pos Pemanfaatan Sumberdaya Perairan (PSP).
PSP adalah salah satu departemen yang ada di FPIK. Di pos ini, aku dan kelompok
besar ku ditantang untuk masuk ke dalam kolam....bisa juga disebut empang, tapi
menggunakan self jacket atau yang
biasa kita kenal pelampung. Aku yang lagi sakit, justru merasa tertantang pada
pos ini. Aku dan sembilan orang lainnya masuk ke dalam kolam. Kami membuat dua
sistem pertahanan, yaitu kembang kuncup dan baris berbaris. Sistem pertahanan
kembang kuncup dapat dilakukan dengan cara membentuk sebuah lingkaran, kaki
ditekuk dan tangan saling berpegangan. Setelah itu, mendorong badan ke arah
belakang secara bersamaan. Pertahanan baris berbaris dapat dilakukan dengan
cara meluruskan badan. Kaki ada di ketiak teman dan tangan mengayun dengan
mengikuti suara komando. Aku merasa dekat dengan FPIK saat masuk ke kolam,
merasa dekat dengan teman-teman dan aku mulai mencintai FPIK. Sebelum kami naik
ke atas permukaan, salah seorang senior kami meminta kami mengatakan ‘jangkar’.
Menurut ku, kata ’jangkar’ tidak bisa sembarangan disebut. Ini sakral. Entah
kerasukan setan apa, aku bersedia memimpin ‘jangkar’. Aku sedikit ragu dengan
suara ku. Namun ternyata, semangat biru ku begitu besar.
“POSISI!!!!!!!”, teriak
ku dengan lantang.
Serentak, semua yang
ada didekat kolam melakukan ancang-ancang. Badan sedikit dibungkukkan, tangan
kanan dikepal.
“JAAAAAAANGKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAR!!!!!!!”
“SATU KOMANDO, SATU
PERIKANAN, ILMU KELAUTAN.... SATU KOMANDO, SATU PERIKANAN, ILMU KELAUTAN.”
Aku merinding
mendengarnya.
Oh ya, selamat ulang tahun untuk mama. Hari
ini, aku hanya bisa melihat mama dari display
picture saudara-saudara perempuan ku. Semoga mereka bahagia.
Bogor, 3 September 2012
Hari
ini adalah hari pertama kuliah. Aku senang, seperti orang gila. Kuliah pertama
ialah Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan. Aku benar-benar tidak habis
berpikir, kuliah tentang apa ini? Ikan, ikan, ikan. Apakah aku manusia ikan?
Tentu saja tidak. Aku sama seperti yang lain. Aku melihat kelas yang masih
sepi. Oh, siapa yang patut disalahkan saat berada di posisi seperti ini? Aku
yang terlalu rajin, atau mereka yang terlalu malas? Salah! Mereka tidak malas, mereka ada kuliah pagi. Wow. Aku yang terlalu
malas berarti. Hari itu juga, aku mulai menghafal nama-nama teman ku. Salam
kenal.