Thursday, January 31, 2013

Sulam sulam

Selama siang! Selamat berlibur untuk para mahasiswa :) Mungkin tidak sedikit yang mengisi liburan hanya dengan menonton tv, ngemil, jalan-jalan bareng temen atau keluarga. Same to me! And I getting bored..... Salah satu cara untuk mengurangi kebosenan itu dapat melakukan sesuatu yang kita sukai. Saya suka menyulam. Kata sebagian orang sih jadul. Tapi nggak juga, kalau kita bisa menempatkan sulaman kita asalkan kita kreatif. 
Ada beberapa jenis sulaman yang dapat dicoba. Salah satunya sulam bayang. Sulam bayang biasanya untuk bahan-bahan yang bersifat tipis dan menerawang karena pada dasarnya si penyulam ingin memperlihatkan bagian belakangnya. Saya sudah mencoba ini tapi hanya menggunkan kerudung. Selain kerudung, sulam bayang dapat dilakukan menggunakan taplak meja, sarung bantal, baju, dll.  Ini adalah salah satu kerudung yang saya sulam dan merupakan pesanan nenek saya :) 

Tuesday, January 29, 2013

Diary Lama

Hai, guys! Selamat pagi... Selamat bercerita untuk kalian yang ingin bercerita. Saya baru saja membuka draft tulisan saya. Ada yang harus saya bagikan disini, memang tidak banyak. Tapi, ketika kamu mencoba untuk bangkit dari tempat tidur, mengambil laptopmu dan mencoba menulis, beberapa baris pun itu......saya ucapkan: Selamat! Ini lah yang akan saya bagikan dari beberapa baris yang pernah saya tulis;


Bogor, 26 Agustus 2012
Mimpi ku di mulai dari sini. Laut. Aku suka laut, birunya, desau pasirnya, ombaknya. Ombak tak pernah absen dari laut. Terkadang, ombak datang dengan deru yang tenang. Namun, bisa saja ombak datang dengan deru yang kencang. Seperti ‘Ombak’ saat ini. Orientasi Mahasiswa baru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. ‘Ombak’ datang untuk aku dan teman-teman lainnya.  Nama ku Zahra. Aku mahasiswi baru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.  Ospek sangat dekat dengan mahasiswa baru. Ya, awalnya memang ragu....
“Jangan bengong, dek!” ,bentak salah seorang senior yang memergoki ku.
“Iya ka”, jawab ku singkat sambil menundukkan kepala
“Keluarkan semua barang-barang untuk hari ini!”
Bogor yang sejuk seperti ini, sangat disayangkan kalau masih pagi saja sudah dihiasi suara-suara teriakan. Aku menarik napas panjang. Terbayang dalam benakku suasana rumah. Ini masih dalam waktu liburan, bukan waktu untuk pergi ke kampus. Aku mengangguk mendengar ucapan dari Bapak Dekan dalam mengisi sambutan. Beberapa kali, alis ku mengkerut mendengar hal perikanan dan kelautan. Hati ku tak pernah berhenti bertanya “kenapa harus memilih fakultas perikanan dan kelautan?” Sampai sore hari rangkaian acara berlangsung, pertanyaan ini masih sering muncul.

Bogor, 27 Agustus 2012
Jam 04.00 WIB, aku bergegas mandi. Teman-teman satu kontrakan ku belum ada yang bangun. Kami beda fakultas. Aku rasa, hanya fakultas ku saja yang berkumpul jam 5.00 pagi. Dinginnya air menampar wajah ku yang masih setengah tertidur. Ini adalah hari kedua ‘Ombak’.  Hari ini, aku jauh lebih bersemangat.
“Zah, udah bangun?”, tanya salah seorang teman satu kontrakan ku.
“Pagi nay! Udah dong, kamu kumpul jam berapa?”, tanya ku sambl meneguk teh panas.
“Jam setengah tujuh. Semangat ya zah!”, katanya sambil tersenyum.
Aku berjalan menyusuri rumah-rumah dan kos-kosan setelah bergegas solat subuh.  Udara seperti ini, hanya beberapa orang saja yang dapat menikmatinya. Aku bersyukur, aku termasuk orang yang beruntung pagi ini. Ya, pagi tidak pernah datang terlambat, kita yang telat menyambutnya.
Ombak hari ini ada tamu spesial. Ibu Koni, beliau adalah Ibu pertahanan dan keamanan. Beliau mempresentasikan ketahanan laut kami. Ternyata, siapa pun bebas masuk ke dalam laut kami. Siapa pun bebas mengambil hasil laut kami. Laut Cina Selatan adalah laut yang selalu didatangi. Hasil laut disana melimpah sekali. Namun sayang, semua itu dimanfaatkan oleh negara lain. Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya perang, yaitu agama, sumber daya alam, dan jalur perdangangan. Sebelum Irak di serang oleh Amerika Serikat, para sekutu telah menduduki beberapa titik di sekitar negara Irak. Kemudian, titik-titik itu tersambung dan barulah Irak diserang. Beberapa titik laut Indonesia ternyata sudah diduduki negara lain. Bukan tidak mungkin, kalau belasan tahun kemudian kita akan perang.  Aku tercengang mendengar pemaparan dari Ibu Koni. Ini adalah sebuah tulisan yang aku buat disela-sela cerita sang ibu;

Laut itu biru
Mungkin bukan laut kalau tidak biru
Kamu berseru,
Laut itu milik kamu.
Laut itu generasi baru.

Dewa laut pernah berpesan,
“Ini laut untuk hidup”
Laut kita sudah dikepung!
Semangat biru disini hanya sementara.
Lalu siapa yang akan menjaga birunya laut kami?
mereka yang mengaku negara kita negara maritim?,
mereka yang hanya duduk pada jabatan
dan berpapar negara kita negara kaya?,
kalau bukan kamu?

Bogor, 28 Agustus 2012
Hari ketiga ‘Ombak’, aku justru ada diruang medis. Ketika mau apel pagi, tubuh ku terasa lemas, keringat dingin, mual. Di ruang medis, aku bercakap-cakap dengan salah seorang senior. Sedikit membosankan dan akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti outbond pada pagi itu. Kami terbagi menjadi beberapa kelompok besar. Satu kelompok besar terdiri dari 24 orang. Nama kelompok ku adalah Diodon hystrix. Diodon hystrix adalah nama latin dari ikan buntal. Yes, thats Mrs. Puff. Guru laut yang paling sabar dari seluruh laut.
Pos yang pertama kami kunjungi adalah pos Pemanfaatan Sumberdaya Perairan (PSP). PSP adalah salah satu departemen yang ada di FPIK. Di pos ini, aku dan kelompok besar ku ditantang untuk masuk ke dalam kolam....bisa juga disebut empang, tapi menggunakan self jacket atau yang biasa kita kenal pelampung. Aku yang lagi sakit, justru merasa tertantang pada pos ini. Aku dan sembilan orang lainnya masuk ke dalam kolam. Kami membuat dua sistem pertahanan, yaitu kembang kuncup dan baris berbaris. Sistem pertahanan kembang kuncup dapat dilakukan dengan cara membentuk sebuah lingkaran, kaki ditekuk dan tangan saling berpegangan. Setelah itu, mendorong badan ke arah belakang secara bersamaan. Pertahanan baris berbaris dapat dilakukan dengan cara meluruskan badan. Kaki ada di ketiak teman dan tangan mengayun dengan mengikuti suara komando. Aku merasa dekat dengan FPIK saat masuk ke kolam, merasa dekat dengan teman-teman dan aku mulai mencintai FPIK. Sebelum kami naik ke atas permukaan, salah seorang senior kami meminta kami mengatakan ‘jangkar’. Menurut ku, kata ’jangkar’ tidak bisa sembarangan disebut. Ini sakral. Entah kerasukan setan apa, aku bersedia memimpin ‘jangkar’. Aku sedikit ragu dengan suara ku. Namun ternyata, semangat biru ku begitu besar.
“POSISI!!!!!!!”, teriak ku dengan lantang.
Serentak, semua yang ada didekat kolam melakukan ancang-ancang. Badan sedikit dibungkukkan, tangan kanan dikepal.
“JAAAAAAANGKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAR!!!!!!!”
“SATU KOMANDO, SATU PERIKANAN, ILMU KELAUTAN.... SATU KOMANDO, SATU PERIKANAN, ILMU KELAUTAN.”
Aku merinding mendengarnya.

Oh ya, selamat ulang tahun untuk mama. Hari ini, aku hanya bisa melihat mama dari display picture saudara-saudara perempuan ku. Semoga mereka bahagia.

Bogor, 3 September 2012
Hari ini adalah hari pertama kuliah. Aku senang, seperti orang gila. Kuliah pertama ialah Dasar-dasar Teknologi Hasil Perairan. Aku benar-benar tidak habis berpikir, kuliah tentang apa ini? Ikan, ikan, ikan. Apakah aku manusia ikan? Tentu saja tidak. Aku sama seperti yang lain. Aku melihat kelas yang masih sepi. Oh, siapa yang patut disalahkan saat berada di posisi seperti ini? Aku yang terlalu rajin, atau mereka yang terlalu malas? Salah! Mereka tidak malas,  mereka ada kuliah pagi. Wow. Aku yang terlalu malas berarti. Hari itu juga, aku mulai menghafal nama-nama teman ku. Salam kenal.




Monday, January 14, 2013

Proses Konversi


Sistem. Semua berjalan dari mulai input sampai output. Setiap sistem, memiliki unit. Unit operasi. Sama kayak kalian. Mungkin sama-sama baru mengenal. Ketika segala sesuatunya dimulai bersama, sebut saja input. Output memang belum ada. Ini masih proses. Sampai akhirnya segala sesuatunya tidak akan dimulai secara bersama, namun diakhiri bersama, sebut saja output. Proses ini masih panjang. Unit masih terus berperan. Yang satu kadang tak tahu apa yang dilakukan oleh yang lainnya. Sama kayak kalian. Ketika harus dihadapkan pada situasi yang diharuskan bersama. Yang lain enggan, yang lain pulang. Tapi diantara kalian mungkin nggak akan ada yang pernah tahu. Bahwa ada satu dari kalian yang rela membatalkan rencana pulangnya. Kalian nggak akan pernah tahu, sampai kalian mengikutsertakan hati kalian disini. Kalian nggak akan pernah tahu, sampai kalian merasakan menjadi salah satu diantara yang lain. Kalian nggak akan pernah tahu, sampai kalian kehilangan salah satu diantara kalian. Kalian nggak akan pernah tahu, sampai kalian mengakhiri segala sesuatunya bersama. Kalian nggak akan pernah tahu.




Bogor, 14 Januari 2013